Nisa's Journal: Kader Surau; Tentang Mimpi dan Harapan.
Harapanku saat aku menjadi Kader Surau.
Awalnya aku mengira tidak akan diterima beasiswa Kader Surau. Kader Surau, sebuah tempat berproses di bawah naungan YBMBRI yang memberikan beasiswa serta pembinaan kepada pesertanya, mahasiswa di berbagai daerah Indonesia. Dipikir-pikir, sepertinya aku tidak akan lolos.
Beberapa hari sebelum pengumuman, aku gagal dalam seleksi sebuah program kebudayaan di luar negeri. Akhirnya semangatku patah, merasa hopeless dan tidak berselera lagi untuk bermimpi tinggi. Karena kalau jatuh, sakit raasnya. Kalau ekspektasi tak sesuai, harapan hilang dan hancur rasanya.
Tapi entahlah. Tiba-tiba.. Allah memberi aku sebuah pelajaran berharga. Ketika titik terendah, Allah hadirkan hikmah itu dalam relung hatiku. Ketika aku sedang rapat di kampus, kakak tingkatku mengabarkan bahwa aku lolos seleksi Kader Surau.
Rasanya.. entahlah. Aku blank. Lalu aku mulai sadar. Hatiku diliputi euforia kebahagiaan. Aku hanya bisa berkata, "oh..,"
Oh..
Jadi ternyata Allah gagalkan aku di kesempatan lalu karena diberhasilkan di kesempatan ini.
Oh..
Jadi ternyata ini hikmahnya. Memang janji Allah itu benar adanya.
Bahwa Allah itu memberi apa yang hamba-Nya butuhkan, bukan hanya apa yang diiginkan semata.
Oh..
Jadi ternyata begini takdir Allah untukku.
Tak terkira rasanya, ketika ibu bersujud syukur dengan pencapaian ini.
Dan.. di sinilah aku sekarang. Menulis harapan dan impianku saat menjadi Kader Surau. Mungkin, jika bukan karena tugas, aku tak akan menulisnya karena kegiatan di Sarnas ini sangat padat sampai mataku burem terus rasanya.
Apa yang hendak aku lakukan.. apa yang hendak aku wujudkan.
Dari dulu aku selalu bermimpi untuk dapat berkontribusi yang besar untuk bangsa ini. Aku berharap, aku dapat mengubah sesuatu dengan tanganku, setidaknya berkontribusi. Aku berharap kehadiranku dapat bermanfaat untuk ummat.
Tapi sebelum itu, pasti aku harus mengubah diriku dulu.
Pertama, aku ingin mengubah diriku menjadi muslimah yang lebih baik! InsyaAllah aku akan mulai merestart lagi diriku dari awal, sebagai insan yang lebih baik :)
Aku tau aku kurang dalam segalanya. Aku tau aku amat jauh dari Allah :( iri melihat teman-temanku sudah berasyik ria dengan hafalannya, sementara aku selepas kuliah malah hilang arah.
Maka dari itu.. bismillah yaa. Doakan agar aku bisa menjadi hafidzah. Doakan aku agar bisa asyik ria beribadah. Doakan aku agar aku istiqamah. Aamiin..
Menjadi Kader Surau berarti siap ditempa. Dan senangnya, aku tidak menjalaninya sendirian. Ada teman-teman seperjuanganku yang juga sedang meraih mimpinya di sini. Aku merasakan sendiri, bersama-sama pasti akan lebih mudah. Keterpaksaan akan berubah menjadi kebiasaan. Jadi kalau susah di awal, pasti bisa kok nantinya, karena kita sama-sama :)
Menjadi Kader Surau juga berarti menghibahkan dirimu untuk ummat. Menjadi bagian di dalamnya memiliki konsekuensi yang berat. Ada tanggungjawab luar biasa besar yang kupikul.
Motivasiku agar tidak main-main adalah, aku hidup dari dana ummat. Ada hak milik ummat yang mengalir dalam darahku. Ada titipan-titipan untuk ummat yang tersimpan dalam diriku.
Maka.. tidak bisa jika aku melalaikan hak dan titipan itu. Harus ditunaikan, maka Kader Surau menyalurkannya dengan menjadi bermanfaat untuk ummat. Berkontibusi pada sesama, bergerak dalam kebaikan dan menebar kebermanfaatan.
Maka.. aku mulai menatap langkahku ke depan. Akan jadi orang yang seperti apa aku ini, akan bagaimana diriku nanti bermanfaat bagi ummat. Bagaimana agar aku benar-benar amanah dalam mengemban tanggung jawab ini.
Aku jadi menatap impian-impianku yang aku tulis dalam buku. Aku ingin menjadi bermanfaat. Ingin mendirikan yayasan kemanusiaan, panti asuhan, rumah untuk anak jalanan, dan maasih banyak lagi mimpi-mimpiku yang rasanya tak akan pernah cukup kutuliskan.
Maka aku berazam untuk bisa menjadi bermanfaat dengan mengikuti program YBMBRI, khususnya program di RPM Kader Surau dalam kontribusinya untuk ummat. Sebaik-baiknya, aku berikan sumbangsih terbaikku seperti aku sedang mengejar prestasiku sendiri.
Sepertinya tidak muat jika kutuliskan semua. Dan lagi, aku menulis ini sambil mengantuk sehabis bangun pagi buta ini dan langsung terperanjat karena menyadari kertasku masih kosong. Jadi, semalam aku hendak menyelesaikan tugas ini, tapi ehh malah ketiduran di atas kasur padahal hanya berniat tidur lima menit. Dann teman-teman sekamarku tak tega membangunkanku. Hahaha.
Aku sering pamer mimpi, melebih-lebihkan dan memberi diksi terbaik dalam ceritaku. Pada akhirnya.. aku sadar bahwa tujuan akhir setiap orang sebenarnya sama. Bagaimana agar ia mencapai apa yang ia anggap sebagai prestasi.
Seorang pengusaha menganggap prestasi itu memiliki banyak perusahaan, maka itu menjadi mimpinya. Seorang mahasiswa menganggap prestasi itu bisa pergi ke luar negeri dan sering menang kejuaraan, maka itu menjadi mimpinya.
Tapi.. sejatinya seorang muslim yang hakiki pasti menganggap bahwa prestasi itu ketika kita bisa mengukir kebermanfaatan di jalan Allah.. juga mencapai apa yang Allah suka :)
So that is my big, big, dreams.
Masih banyak yang tidak kuceritakan, mungkin lain waktu atau kapan-kapan.
Itu adalah harapanku saat aku menjadi Kader Surau.
Biidznillah, aku yakin kita semua pasti bisa meraih mimpi-mimpi sejauh dan setinggi apapun dengan ridha dan pertolongan Allah.
Terimakasih sudah membaca. Doakan aku ya, teman-teman.
Bogor, Juli 2019.
Selamat berproses menjadi anggota masyarakat unggulan, semoga setiap langkah diberi kekuatan untuk menjalaninya
BalasHapus