Hati Tambalan



Barangkali, hatiku memang masih tambalan.
Rapuh, robek, rentan.

Terjebak pada siklus yang melingkar;

Maksiat sekali, lalu taubat, dan maksiat lagi.
Menangis, lalu taubat lagi.
Entah akan sampai kapan hatiku terus bertambal-tambal.


Yaa Allah..
Mataku penuh dosa, hatiku penuh zina, tapi aku berkata-kata dakwah

Aku bahkan sering lupa, tersilap mata, tercebur riya, namun aku tetap saja merasa terpuji.

Yaa Allah..
Hati yang munafik ini, masihkah akan Engkau cintai?


Yaa Allah..
Sungguh beriman di jalan-Mu itu sulit.
Memagari hati dari dengki itu sulit.
Menjadi hamba yang penuh syukur itu sulit.
Menjadi orang yang berusaha menjaga itu sulit.

Istiqamah pada Kitab-Mu itu sulit.
Melangkah di jalan-Mu itu sulit sekali, yaa Allah.

Iman sesekali, tapi maksiat berulang kali.


Yaa Allah..

Sungguh hatiku hanya hati tambalan.9
Aku mengetuk di pintu-Mu, yaa Allah.
Mohon supaya hati tambalan ini diberi hidayah setiap waktu, hingga tiada ruang untuk ingin bermaksiat.

Yaa Allah..
Hatiku ini hanya hati tambalan.

Moga Kau tetap terima iman, mengijabah do'a, menguatkan dalam kebenaran,
dan menunjukkan langkah supaya terjaga dari tersesat jalan.


-Kepada-Mu, yaa Allah.
11-11-17.

Komentar

Postingan Populer